DASAR TEORI
Teori transaksional analisis merupakan karya besar Eric Berne
(1964), yang ditulisnya dalam buku Games People Play. Berne adalah
seorang ahli ilmu jiwa terkenal dari kelompok Humanisme. Teori
transaksional analisis merupakan
teori terapi yang sangat populer dan digunakan dalam konsultasi pada hampir
semua bidang ilmu-ilmu perilaku. Teori analisis transaksional telah menjadi
salah satu teori komunikasi antarpribadi yang mendasar.
Eric
Berne pioner yang menerapkan transaksional
analisa dalam psikoterapi. Dalam terapi ini hubungan konselor dan konseli
dipandang sebagai suatu transaksional (interaksi, tindakan yang diambil, tanya
jawab) dimana masing-masing individu berhubungan satu sama lain. Transaksi
menurut Berne merupakan manivestasi hubungan sosial.
Didalam
individu mengadakan interaksi dengan orang lain biasanya didasari oleh ketiga
status ego. Ketiga status tersebut adalah status ego anak, dewasa, dan orang
tua. Tingkatan ini timbul karena adanya pemutaran data kejadian pada waktu yang
lalu dan direkam, yang meliputi orang, waktu, keputusan, perasaan yang sungguh
nyata (Harris, 1987).
Setiap
orang juga menurut Berne memiliki sikap orang dewasa. Sikap orang dewasa
umumnya pragmatis dan realitas. Mengambil kesimpulan, keputusan berdasarkan
fakta-fakta yang ada. Suka bertanya, mencari atau menunjukkan fakta-fakta, bersifat
rasional dan tidak emosional, bersifat objektif dan sebagainya.
Sikap
lain yang dimiliki juga adalah sikap anak-anak. Dibedakan antara natural
child(NC) yang ditunjukkan dalam sikap ingin tahu, berkhayal, kreatif,
memberontak. Sebaliknya yang bersifat adapted child (AC)
adalah mengeluh, ngambek, suka pamer, dan bermanja diri.
Ketiga
sikap itu ibarat rekaman yang selalu diputar-putar bagai piringan hitam dan
terus bernyanyi berulang-ulang di saat dikehendaki dan dimungkinkan. Karenanya
maka sering anda berkata : si Pulan sangat dewasa; si Iteung kekanak-kanakan;
atau si Ucok sok tua, mengajari/menggurui.
Bagaimana
cara mengetahui sikap ego yang dimiliki setiap orang? Berne mengajukan empat
cara, yaitu:
1. Melihat tingkah laku
nonverbal maupun verbal yang digunakannya. Tingkah laku nonverbal tersebut
pada umumnya sama namun dapat dibedakan kode-kode simbolnya pada setiap orang
sesuai dengan budaya yang melingkupinya. Di samping nonverbal juga melalui
verbal, misalnya pilihan kata. Seringkali (umumnya) tingkah laku melalui
komunikasi verbal dan nonverbal berbarengan.
2. Mengamati bagaimana
sikap seseorang ketika bergaul dengan orang lain. Dominasi satu sikap dapat
dilihat kalau Pulan sangat menggurui orang lain maka Pulan sangat dikuasai oleh
P dalam hal ini critical parent. Si Iteung suka ngambek maka
Iteung dikuasai oleh sikap anak. Si Ucok suka bertanya dan mencari fakta-fakta
atau latar belakang suatu kejadian maka ia dikuasai oieh sikap dewasa.
3. Mengingat kembali
keadaan dirinya sewaktu masih kecil; hal demikian dapat terlihat misalnya dalam
ungkapan : buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Cara berbicara, gerak-gerik
nonverbal mengikuti cara yang dilakukan ayah dan ibunya yang anda kenaI.
4. Mengecek perasaan
diri sendiri, perasaan setiap orang muncul pada konteks, tempat tertentu yang
sangat mempengaruhi apakah lebih banyak sikap orang tua, dewasa, ataupun
anak-anak sangat menguasai mempengaruhi seorang.
Berne juga mengemukakan terdapat beberapa faktor yang menghambat terlaksananya
transaksi antarpribadi, atau keseimbangan ego sebagai sikap yang dimiliki
seseorang itu. Terdapat dua hambatan utama yaitu:
1. Kontaminasi (contamination). Kontaminasi
merupakan pengaruh yang kuat dari salah satu sikap atau lebih terhadap
seseorang sehingga orang itu “berkurang” keseimbangannya.
2. Eksklusif (exclusive);
penguasaan salah satu sikap atau lebih terlalu lama pada diri seseorang.
Misalnya sikap orang tua yang sangat mempengaruhi seseorang dalam satu waktu
yang lama sehingga orang itu terus menerus memberikan nasihat, melarang
perbuatan tertentu, mendorong dan menghardik.
Berne
mengajukan tiga jenis transaksi antarpribadi yaitu: transaksi komplementer,
transaksi silang, dan transaksi tersembunyi.
1. Transaksi
komplementer; jenis transaksi ini merupakan jenis terbaik dalam komunikasi
antarpribadi karena terjadi kesamaan makna terhadap pesan yang mereka
pertukarkan, pesan yang satu dilengkapi oleh pesan yang lain meskipun dalam
jenis sikap ego yang berbeda. Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap
yang sama, sikap dewasa. Transaksi terjadi antara dua sikap yang berbeda namun
komplementer. Kedua sikap itu adalah sikap orang tua dan sikap anak-anak.
Komunikasi antarpribadi dapat dilanjutkan manakala terjadi transaksi yang
bersifat komplementer karena di antara mereka dapat memahami pesan yang sama
dalam suatu makna.
2. Transaksi silang;
terjadi manakala pesan yang dikirimkan komunikator tidak mendapat
respons sewajarnya dari komunikan. Akibat dari transaksi silang adalah
terputusnya komunikasi antarpribadi karena kesalahan dalam memberikan makna pesan.
Komunikator tidak menghendaki jawaban demikian, terjadi kesalahpahaman
sehingga kadang-kadang orang beralih ke tema pembicaraan lain.
3. Transaksi
tersembunyi; jika terjadi campuran beberapa sikap di antara komunikator dengan
komunikan sehingga salah satu sikap menyembunyikan sikap yang lainnya. Sikap
tersembunyi ini sebenarnya yang ingin mendapatkan respons tetapi ditanggap lain
oleh si penerima. Bentuk-bentuk transaksi tersembunyi bisa terjadi jika ada 3
atau 4 sikap dasar dari mereka yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi
namun yang diungkapkan hanya 2 sikap saja sedangkan 1 atau 2 lainnya tersembunyi.
Jika terjadi 3 sikap dasar sedangkan yang lainnya disembunyikan maka transaksi
itu disebut transaksi tersembunyi 1 segi (angular). Kalau yang terjadi ada 4
sikap dasar dan yang disembunyikan 2 sikap dasar disebut dengan dupleks.
Berne juga mengajukan rekomendasinya untuk posisi dasar seseorang jika
berkomunikasi antarpribadi secara efektif dengan orang lain. Ada empat posisi
yaitu :
1. Saya OK, kamu OK (I’m
OK., you’re OK)
2. Saya OK, kamu tidak
OK (I’m OK, you’re not OK)
3. Saya tidak OK, kamu
OK (I’m not OK, yo/ire OK)
4.
Saya tidak OK, kamu tidak OK (I’m not OK, you’re not OK).
Sumber :
http://wsmulyana.wordpress.com/2009/01/19/analisis-transaksional-eric-berne/