Ahad, 31 Mac 2013

Terapi Psikoanalisis

Nama : Fandi Noerfadillah
Kelas  : 3PA05
NPM  : 12510591

Terapi psikoanalisis merupakan hasil dari tokoh psikologi yang bernama Sigmund Freud. Psikoanalisis  merupakan teknik atau metoda pengobatan yang dilakukan oleh terapis dengan cara menggali permasalahan dan pengalaman yang direpresnya selama masa kecil serta memunculkan dorongan-dorongan yang tidak disadarinya selama ini. Tujuannya uintuk mengubah kesadaran individu, sehingga segala sumber permasalahan yang ada didalam diri individu yang semulanya tidak sadar menjadi sadar, serta memperkuat ego individu untuk dapat menghadapi kehidupan yang realita.

Tujuan terapi Psikoanalisis
Membentuk kembali struktur karakter individu dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari didalam diri klien dan focus pada upaya mengalami kembali pengalaman masa kanak-kanak

Jenis-jenis terapi

Asosiasi Bebas
Asosiasi Bebas merupakan teknik utama dalam psikoanalisis. Terapis meminta klien agar membersihkan pikirannya dari pikiran-pikiran dan renungan-renungan sehari-hari, serta sedapat mungkin mengatakan apa saja yang muncul dan melintas dalam pikiran. Cara yang khas adalah dengan mempersilakan klien berbaring di atas balai-balai sementara terapis duduk di belakangnya, sehinggatidak mengalihkan perhatian klien pada saat-saat asosiasinya mengalir dengan bebas.
Asosiasi bebas merupakan suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatis masa lalu, yang kemudian dikenal dengankatarsis.

Penafsiran (Interpretasi)
Penafsiran merupakan prosedur dasar di dalam menganalisis asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi, dan transferensi. Caranya adalah dengan tindakan-tindakan terapis untuk menyatakan, menerangkan, dan mengajarkan klien makna-makna tingkah laku apa yang dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi, dan hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi dari penafsiran ini adalah mendorong ego untuk mengasimilasi bahan-bahan baru dan mempercepat proses pengungkapan alam bawah sadar secara lebih lanjut.Penafsiran yang diberikan oleh terapis menyebabkan adanya pemahaman dan tidak terhalanginya alam bawah sadar pada diri klien.

Analisis Mimpi
Studi Freud yang mendalam tentang mimpi melahirkan pandangan-pandangan kritisnya tentang hal ini. Bukunya yang berjudul “The Interpretation of Dreams” (1899) adalah telaah intensif atas mimpi yang dilakukannya. Mimpi bagi Freud sejajar dengan gejala-gejala penderita neurosis dan interpretasi atasnya selalu mendukung hipotesisnya. Baginya mimpi adalah merupakan pemenuhan yang tersamar dan bersifat halusinasi atas keinginan-keinginan yang terpaksa ditekan. Bagian teori tentang mimpi yang paling hakiki dan vital bagi Freud adalah adanya kaitan antara distorsi mimpi dengan suatu konflik batiniah atau semacam ketidakjujuran batiniah (jurnal “Mengkaji Lucia Hartini Dan Lukisannya Dari Perspektif Psikoanalisis)
Analisis mimpi adalah prosedur atau cara yang penting untuk mengungkap alam bawah sadar dan memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Selama tidur, pertahanan-pertahanan melemah, sehingga perasaan-perasaan yang direpres akan muncul ke permukaan, meski dalam bentuk lain. Freud memandang bahwa mimpi merupakan "jalan istimewa menuju ketidaksadaran", karena melalui mimpi tersebut hasrat-hasrat, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan tak sadar dapat diungkapkan. Beberapa motivasi sangat tidak dapat diterima oleh seseorang,sehingga akhimya diungkapkan dalam bentuk yang disamarkan atau disimbolkan dalam bentuk yang berbeda.
Mimpi memiliki dua taraf, yaitu isi laten dan isi manifes. Isi laten terdiri atas motif-motif yang disamarkan, tersembunyi, simbolik,dan tidak disadari. Karena begitu menyakitkan dan mengancam, maka dorongan-dorongan seksual dan perilaku agresif tak sadar(yang merupakan isi laten) ditransformasikan ke dalam isi manifes yang lebih dapat diterima, yaitu impian yang tampil pada si pemimpi sebagaimana adanya. Sementara tugas terapis adalah mengungkapmakna-makna yang disamarkan dengan mempelajari simbol-simbol yang terdapat dalam isi manifes. Di dalam proses terapi, terapis juga dapat meminta klien untuk mengasosiasikan secara bebas sejumlah aspek isi manifes impian untuk mengungkap makna-makna yang terselubung.

Analisis Resistensi
Resistensi adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tidak disadari. Selama asosiasi bebas dan analisis mimpi, klien dapat menunjukkan ketidaksediaan untukmenghubungkan pikiran, perasaan, dan pengalaman tertentu. Freud memandang bahwa resistensi dianggap sebagai dinamika tak sadar yang digunakan oleh klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang tidak bisa dibiarkan, yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan atau perasaan yang direpres tersebut.

Analisis Transferensi
Resistensi dan transferensi merupakan dua hal inti dalam terapi psikonalisis. Transferensi dalam keadaan normal adalah pemindahan emosi dari satu objek ke objek lainnya, atau secara lebih khusus pemindahan emosi dari orangtua kepada terapis. Dalam keadaan neurosis, merupakan pemuasan libido klien yang diperoleh melalui mekanisme pengganti atau lewat kasih sayang yang melekat dan kasih sayang pengganti. Seperti ketika seorang klien menjadi lekat dan jatuh cinta pada terapis sebagai pemindahan dari orangtuanya. Dengan cara ini, maka diharapkan klien dapat menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi dan memungkinkan klien mampu memperoleh pemahaman atas sifat-sifat dari fiksasi-fiksasi, konflik-konflik, serta mengatakan kepada klien suatu pemahaman mengenai pengaruh masa lalu terhadap kehidupannya saat ini.

Kelebihan Dan Kekurangan Terapi Psikoanalisis
Kelebihan
1.      Terapi ini memiliki dasar teori yang kuat.
2.      Dengan terapi ini terapis bisa lebih mengetahui masalah pada diri klien, karena prosesnya dimulai dari mencari tahu pengalaman-pengalaman masa lalu pada diri klien.
3.      Terapi ini bisa membuat klien mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadarinya.

Kekuranga
1.       Waktu yang dibutuhkan dalam terapi terlalu panjang
2.      Memakan banyak biaya bagi klien
3.      Karena waktunya lama, bisa membuat klien menjadi jenuh
4.      Diperlukan terapis yang benar-benar terlatih untuk melakukan terapi





Isnin, 18 Mac 2013

CERITA BLOG

Senangnya kembali kedunia perblog-an .
Finally, memutuskan membuat blog baru untuk semester baru. setelah blog sebelumnya ga ada yang bisa di inget passwordnya. This is the first time i write a blog again after three months of not writing :)
untuk blog kali ini di fokuskan ke arah psikologi sepertinya. Dengan diselingi sama berita yang menarik juga, yang mungkin membuat para pembaca lebih senang untuk membacanya.
Gua adalah seorang mahasiswa yang merantau dikota lain dan jauh dari orang tua (padahal jarak rumah cuma 2jam). Seorang mahasiswa yang menimba ilmu di Universitas Gunadarma jurusan psikologi, dan sekarang sudah masuk tingkat tiga, tingkat dimana mahasiswa sedang disibukkan dengan yang namanya PI. kalian tahu apa itu PI ? PI adalah sejenis penyakit yang bisa membuat mahasiswa menjadi zombie, you know zombie?. Kenapa gua bilang gitu, karena sekarang ini waktu tidur gua terpangkas sangat parah dari biasanya. tapi itu semua emang udah jadi kewajiban bagi kami para mahasiswa buat naik level ke tingkat selanjutnya. okay cukup sampai disini dulu perkenalan blog barunya, semoga blog ini bisa bertahan lebih lama dari blog-blog yang udah terbunuh oleh waktu. amin
and i hope this year better than ever :)