Selasa, 23 April 2013

LOGOTERAPI


Di Wina Austria, Victor Emil Frankl dilahirkan di Wina Austria, pada tanggal 26 Maret 1905 dari keluarga Yahudi yang sangat kuat memegang tradisi, nilai-nilai dan kepercayaan Yudaisme. Hal ini berpengaruh kuat atas diri Frankl yang ditunjukkan oleh minat yang besar pada persoalan spiritual, khususnya persoalan mengenai makna hidup. Di tengah suasana yang religius itulah Frankl menjalani sebagian besar hidupnya.Dalam bagian pertama buku Man’s Seach for Meaning (Frankl, 1963), mengisahkan penderitaan Frankl selama menjadi tawanan Yahudi di Auschwitz dan beberapa kamp konsentrasi Nazi lainnya. Kehidupannya selama tiga tahun di kamp konsentrasi adalah kehidupan yang mengerikan. Setiap hari, ia menyaksikan tindakan-tindakan kejam, penyiksaan, penembakan, pembunuhan masal di kamar gas atau eksekusi dengan aliran listrik. Pada saat yang sama, ia juga melihat peristiwa-peristiwa yang sangat mengharukan, berkorban untuk rekan, kesabaran yang luar biasa, dan daya hidup yang perkasa. Di samping para tahanan yang berputus asa yang mengeluh,”mengapa semua ini terjadi pada kita? “mengapa aku harus menanggung derita ini?” ada juga para tahanan yang berpikir “apa yang harus kulakukan dalam keadaan seperti ini?”. Yang pertama umumnya berakhir dengan kematian, dan yang kedua banyak yang lolos. Beliau mengakhiri perjalanan hidupnya di Vienna, Austria pada 2,September 1997
Dari kisah yang dialaminya itulah memunculkan beberapa pemikiran yang mendasari terciptanya LOGOTERAPI. Sebuah terapi yang menggunakan pemakanaan tentang hidup sebagai bahan kajiananya
Pengertian
Logoterapi secara bahasa atau linguistik berasal dari kata logos dari bahasa yunani yang berarti “makna”. Logoterapi juga dapat dikatakan sebagai sebuah upaya eksistensial untuk menjalani kehidupan secara sehat melalui makna-makna kehidupan dari pribadi atau diri manusia. Keinginan mencari makna hidup merupakan dasar utama dari aliaran psikologi logoterapi ini.
Isi Teori
Dasar pemahaman
Siapa yang memiliki suatu alasan (why) untuk hidup akan sanggup mengatasi persoalan hidup dengan cara (how) apa pun. Kutipan inilah yang mendasari terbentuknya logo terapi. Kutipan tersebut adalah kutipan dari Nietzsche yang menjadi motivator Frankl dalam menjalani kehidupannya dalam kamp.
Teori tentang kodrat manusia dalam Logoterapi dibangun diatas tiga asumsi dasar, dimana antara yang satu dengan yang lainnya saling menopang, yakni:
a. kebebasan bersikap dan berkehendak (the freedom to will)
b. kehendak untuk hidup bermakna (the will to meaning)
c. tentang makna hidup (the meaning of life)
Ajaran Logoterapi
Ketiga asas itu tercakup dalam ajaran logoterapi mengenai eksistensi manusia dan makna hidup sebagai berikut.
a. Dalam setiap keadaan, termasuk dalam penderitaan sekalipun, kehidupan ini selalu mempunyai makna.
b. Kehendak untuk hidup bermakna merupakan motivasi utama setiap orang.
c. Dalam batas-batas tertentu manusia memiliki kebebasan dan tanggung jawab pribadi untuk memilih, menentukan dan memenuhi makna dan tujuan hidupnya.
d. Hidup bermakna diperoleh dengan jalan merealisasikan tiga nilai kehidupan, yaitu nilai-nilai kreatif (creative values), nilai-nilai penghayatan (eksperiental values) dan nilai-nilai bersikap (attitudinal values).
Tujuan Logoterapi
Tujuan dari logoterapi adalah agar setiap pribadi:
a. Memahami adanya potensi dan sumber daya rohaniah yang secara universal ada pada setiap orang terlepas dari ras, keyakinan dan agama yang dianutnya;
b. Menyadari bahwa sumber-sumber dan potensi itu sering ditekan, terhambat dan diabaikan bahkan terlupakan;
c. Memanfaatkan daya-daya tersebut untuk bangkit kembali dari penderitaan untuk mamp[u tegak kokoh menghadapi berbagai kendala, dan secara sadar mengembangkan diri untuk meraih kualitas hidup yang lebih bermakna.
Komponen-Komponen Konseling Logoterapi
Komponen-komponen pribadi dalam konseling logoterapi adalah kemampuan, potensi, dan kualitas insane dari diri konseli yang dijajagi, diungkap, dan difungsikan pada proses konseling dalam rangka meningkatkan kesadaran terhadap makna dan tujuan hidupnya.
Dalam logoterapi usaha meningkatkan kesadaran atas kualitas dan kemampuan pribadi- seperti pemahaman diri, pengubahan sikap, pengarahan diri, tanggungjawab, komitmen, keimanan, cinta kasih, hati nurani, penemuan makna hidup-merupakan hal-hal penting yang menentukan keberhasilan konseling. Selain itu konseli disadarkan pula atas rasa tanggungjawab untuk mengubah sikap dan perilakunya menjadi lebih baik dan lebih sehat serta bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.
Tahapan Konseling Logoterapi
Ada empat tahap utama didalam proses konseling logterapi diantaranya adalah:
1. Tahap perkenalan dan pembinaan rapport.
Pada tahap ini diawali dengan menciptakan suasana nyaman untuk konsultasi dengan pembina rapport yang makin lama makin membuka peluang untuk sebuah encounter. Inti sebuah encounter adalah penghargaan kepada sesama manusia, ketulusan hati, dan pelayanan. Percakapan dalam tahap ini tak jarang memberikan efek terapi bagi konseli.
2. Tahap pengungkapan dan penjajagan masalah.
Pada tahap ini konselor mulai membuka dialog mengenai masalah yang dihadapi konseli. Berbeda dengan konseling lain yang cenderung membeiarkan konseli “sepuasnya” mengungkapkan masalahnya, dalam logoterapi konseli sejak awal diarahkan untuk menghadapi masalah itu sebagai kenyataan.
3. Pada tahap pembahasan bersama,
Paada tahap ini konselor dan konseli bersama-sama membahas dan menyamakan persepsi atas masalah yang dihadapi. Tujuannya untuk menemukan arti hidup sekalipun dalam penderitaan.
4. Tahap evaluasi dan penyimpulan
Mencoba memberi interpretasi atas informasi yang diperoleh sebagai bahan untuk tahap selanjutnya, yaitu perubahan sikap dan perilaku konseli. Pada tahap-tahap ini tercakup modifikasi sikap, orientasi terhadap makna hidup, penemuan dan pemenuhan makna, dan pengurangan symptom.
Sumber :
Ancok, Djamaludin. 2003. Logoterapi: Terapi Psikologi melalui Pemaknaan
Eksistensi
. (cetakan pertama). Penerbit: Kreasi Wacana Yogyakarta
Bastaman, H.D. 2007. Logoterapi “Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup
dan Meraih Hidup Bermakna”
. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


Tiada ulasan:

Catat Ulasan